“Rendiiii….
Banguuuunnn… udah siang, ini kan hari pertama kamu sekolah!” Kata suara yang
gue denger pagi itu.
Gue
coba buka mata perlahan, dan menjawab suara itu, dan ternyata itu nyokap gue,
“Emang jam berapa mah?” Tanya gue sambil males-malesan.
“Udah
jam setengah tujuh!” Jawab nyokap.
“Hah?”
Gue langsung bangun dari tempat tidur dan memeriksa jam di hape gue. Dan
ternyata benar, jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat 30 pagi. “Kenapa Rendi gak
dibangunin dari tadi mah?” Tanya gue heran.
“Enak
aja gak dibangunin! Mamah dari jam lima pagi udah bangunin kamu, tapi kamunya
gak mau bangun! Lagian malem-malem nyanyi-nyanyi gak jelas melulu!” Jawab
nyokap gue agak marah. “Udah cepat sana mandi, dan langsung sarapan!”
“Iya
mah..” Jawab gue dan langsung bergegas ke kamar mandi.
Untungnya
jarak dari rumah ke sekolah gak terlalu jauh, tapi walaupun begitu, gue tetep
terburu-buru karena hari ini hari pertama gue masuk sekolah baru. Setelah mandi
seadanya dan sarapan secukupnya, gue berangkat dari rumah menuju sekolah
menggunakan sepeda biru kesayangan gue.
Gue
sekolah di SMA Negeri 3 Poso, Sulawesi Tengah. Sesampainya di sekolah, gue
langsung taro sepeda kesayangan gue diparkiran sekolah, dan langsung berlari-lari
menuju kelas 10C. gue cari muter-muter sekolah tapi belum ketemu, gara-gara gue
panik dan gak fokus, karena gue hanya memperhatikan papan nama kelas yang ada
di atas pintu, akhirnya gue menabrak seorang cewe, yang bawa buku banyak banget
ditangannya, sampe-sampe buku itu berhamburan. Gue liat dia cewe biasa-biasa
aja, pakeannya juga sederhana, gak macem-macem, dan memakai kaca mata seperti
kutu buku.
“Aduuuuhhh!!!”
Suara cewe itu.
“Maaf
mbak, maaf!!! Saya tidak sengaja!!!” Jawab gue sambil membantu membereskan
buku-bukunya yang berhamburan.
Dia
hanya diam, tak ada sepatah katapun dari mulutnya, dia hanya merapikan
buku-bukunya yang berhamburan itu.
“Kamu
tidak apa-apa?” Tanya gue khawatir.
Dia
hanya menggelengkan kepala, tanda tidak apa-apa.
“Rendiiiii,,,
di sini….” Tiba-tiba kata suara di pintu kelas paling ujung. Iya dia Yono temen
SMP gue yang sekarang satu sekolah dan sekelas lagi.
“Eh
iya Yon..” Teriak gue ke Yono. “Eh aku duluan ya, maaf ya aku gak sengaja!”
lanjut gue ke cewe itu, dan langsung berlari menuju Yono.
“Iya
gak apa-apa!” Akhirnya cewe itu bersuara.
“Eh
lu ngapain sih berduaan sama cewe yang gak jelas gitu?” Tanya Yono ke gue.
“Huss,,
jangan gitu Yon, kita gak boleh menilai orang dari luarnya aja!” Jawab gue
tegas.
“Ah
lu suka sama dia ya Ren!” Tanya Yono ngeledek.
“Emang
kalo gue suka kenapa?” Jawab gue nyolot.
“Eh
lu sadar Ren, lu itu ganteng Ren! Masa mau pacaran sama orang yang kutu buku
kaya dia!” Terang Yono.
“Udah
ah Yon, gue cape nih males debat.”
“Lagian
sih lu jam segini baru dateng!”
“Abisan
gue kesiangan!”
“Lah
emang lu semalem ngapain?”
“Biasalah
Yon, gue coba buat-buat lagu lagi!”
“Ah
lu, band kita kan udah bubar!” Jawab Yono, “Eh tunggu dulu deh, tadi gue
kenalan ama temen-temen sekelas kita, Andi bisa maen drum dan Yudi bisa maen bass,
nah kita berencana mau buat band baru, tapi gak ada vokalis! Kalo lu vokalisnya
gimana? Kan suara lu lumayan tuh Ren, dan tampang pun mendukung! Lanjut Yono.
“Lah,
kan lu tau di band kemaren, gue megang gitar rythem! Masa mau jadi vokalis!”
jawab gue ngelak.
“Udah
lu coba aja dulu, nanti pulang sekolah kita latihan di studio sekolah, gue tadi
udah izin sama guru pembimbing eksqul band, dan katanya dia lagi nyari band
buat diikutin festival, siapa tau cocok!” Jelas Yono.
“Okelah,
gue coba!” Jawab gue semangat.
“Nah
gitu dong Ren, yuk gue kenalin sama Andi dan Yudi!” Ajak Yono.
Gue
dan Yono menuju tempat Andi dan Yudi, gue kenalan sama mereka, dan orangnya
asyik-asyik. Lima menit kemudian wali kelas gue dateng, untuk perkenalan dan
memilih pengurus kelas.
Gak
berapa lama ada yang dateng tergesa-gesa, “Maaf Bu, saya telat! Tadi dari kamar
mandi dulu!”
Gue
ngeliat kearah orang itu, dan ternyata dia cewe yang tadi.
“Ren,
cem-ceman lu tuh!” Bisik Yudi ke gue.
“Berisik
lu Yud!” Jawab gue kesel.
“Ayo
Tari kamu duduk, oh itu di sebelah Rendi aja yang masih kosong!” Kata wali
kelas gue.
“Cie…
Rendi, duduknya sebelahan sama cewe idamannya!” Ejek Yono yang kebetulan duduk
di belakang gue.
Cewe
itu menuju tempat duduk gue, yang kebetulan meja kedua dari depan, “Aku duduk
di sini ya?” Kata cewe itu ke gue.
“Iya
silahkan, Rendi!” Jawab gue sambil mengulurkan tangan gue.
“Tari!”
Jawabnya sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
“Cieee,,,
Rendi..” Kata Yono mulai berulah.
“Hari
itu pun berlalu, tepat pukul satu siang, gue, Yono, Andi dan Yudi menuju studio
band, di sana sudah ada Pak Ruslan yang menanti kita.
“Oh
sudah siap Yon?” Tanya Pak Ruslan.
“Sudah
pak!” Jawab Yono.
“Rendiiii,.”
Teriak Tari sambil berlari menuju gue.
“Ada
apa Tari?” Tanya gue heran.
“Ini
buku kamu, tadi aku sempet buka isinya, itu buku lagu ciptaan kamu ya? Liriknya
bagus-bagus! Oh iya maaf aku udah lancang ngebuka-buka buku kamu!” Terang Tari.
“Oh
iya gak apa-apa kok, makasih ya Tar! Oh iya mau liat kita latihan band gak?”
Jawab gue.
“Oh
boleh-boleh, aku suka dengerin musik!” Jawab Tari seneng.
Kita
masuk ke studio band, dan mulai latihan, Tari duduk di sebelah Pak Ruslan yang
siap mendengarkan kita.
“Lagu
apa nih Ren?” Tanya Yono.
“Hmmm
apa ya? Sempurna Andra and The Backbone aja gimana?” Jawab gue bingung. Tapi
ternyata semuanya setuju.
Yono
mulai memetik gitarnya, dan gue siap bernyayi, gue bernyanyi tanpa sadar sambil
memandangi wajah Tari penuh penghayatan. Tanpa terasa lagunya selesai kita
nyayikan. Dan applause dari Pak Ruslan dan Tari.
“Wah
bagus banget, saya yakin kalo ikut Festival kalian pasti menang!” Kata Pak
Ruslan yakin.
Sebulan
kemudian Festival antar SMA yang diadakan di alun-alun kota Poso pun dimulai, dan
sekitar jam 15.00 waktu Poso, tiba saatnya band kita tampil, Tari, Pak Ruslan
dan teman-teman SMAN 3 Poso berada di barisan paling depan. Saat itu kita
membawakan lagu Sempurna Andra and The Backbone, dan memenagkan juara pertama. Sejak
saat itulah band kita menjadi andalan dari SMAN 3 Poso.
Seminggu
setelah Festival, gue dan Tari resmi pacaran, awal-awal pacaran gue ngerasa gak
ada yang berubah, semua berjalan biasa-biasa saja. Tapi sebulan kemudian ada
yang berbeda dari tari, dia mulai berubah, mulai berdandan, tak lagi memakai
kacamata lagi, hingga dalam belajar menjadi terganggu. Gue bingung ada apa
dengan Tari, gue coba memberanikan diri bertanya padanya.
“Tari,
kamu kenapa sih? Kok kayanya berubah gitu?” Tanya gue.
“Gak
apa-apa kok!” Hanya itu jawaban dari dia.
Karena
gue penasaran, gue mencari tau apa yang terjadi padanya, dengan bantuan Yono,
akhirnya gue tau. Ternyata dia diberitahu Rini, cewe cantik di kelas sebelah,
yang juga suka sama gue, namun gue tolak. Rini bilang kalo gue itu gak cocok
buat Tari, gue itu malu punya pacar kaya Tari. Padahal gue cinta Tari apa
adanya.
Minggu
besok, 11 November adalah hari ulang tahun Tari, gue berniat ngasih kejutan
buat dia, di pesta ulang tahunnya gue bilang gak bisa dateng karena alasan
tertentu.
Tepat
di Pesta ulang tahunnya, gue telepon dia bahwa gue gak bisa dateng karena bokap
gue mau baru dateng dari luar kota, dan gue sekeluarga mau jemput bokap di
Airport.
“Tari,
mana Rendi?” Tanya Rini.
“Dia
gak bisa dateng, soalnya mau jemput bokapnya!” Jawab Tati.
“Ah
pasti dia cuma alesan doang, dia malu Tari, punya pacar kaya lu, makanya dia
gak dateng!” Terang Rini mulai memanas-manasi Tari.
Tari
hanya tertunduk lesu dan bilang dalem hati, “Apa bener Rendi malu, padahal aku
udah berubah!”
Tiba-tiba
MC yang udah kerjasama dengan gue bilang, “Acara selanjutnya, sepecial perfome
dari tamu spesial,,, Rendiiiiii….”
Tari
melihat ke arah panggung, yang di sana ada gue, dan temen-temen di band gue,
mulai bernyanyi dengan lagu sempurna, kali ini gue lagu sempurna yang gue buat
sendiri, yang khusus buat Tari. “Lagu ini, spesial gue ciptain buat orang yang
gue sayang, yang sekarang sedang berulang tahun,, Tarii…”
Gue
mulai bernyanyi, lirik demi lirik gue hayati, sambil tetap menatap wajah Tari,
hingga Tari mulai bangun dari kursinya mendekat ke arah panggung dan naik ke
atas panggung.
♪ Kau yang kini bersamaku
Hadir di hari-hariku
Kau bahagiakan setiap detikku
Jika senyum tipis dibibirmu ♫
Hilang karena air mata
Ku pasti tak bisa
Kan setenang angin yang lembut
Kamu sempurna
♫ Tak perlu berubah
Kau bukan malaikat bukan sang dewi
Tapi, ku cinta adanya dirimu
Kamu sempurna ♪
Tak perlu berubah
♪ Walau kau tak setenang embun pagi
Tapi, ku cinta adanya dirimu
Kau sempurnakan setiap detikku ♫
“Tari,
aku cinta kamu apa adanya, kamu tak perlu berubah seperti orang lain, karena
aku cinta kamu apa adanya,,, Tari, I Love You” Kata gue di akhir lagu, dan Tari
langsung memeluk gue sambil mengeluarkan air mata.
THE
END….
Cerpen
ini terinspirasi dari lagunya salah satu kawancut dari Poso, Aditya(Adit). Oh iya kalo yang gak tau, ini penampakkannya..
Oh
iya buat bang Adit, di tunggu ya Albumnya, and jangan lupa katanya mau duet
sama gue,,, hahahai…
Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3YNvJlahxMJ1GHgg2SPyHCv7Aj1Hg987jNdiUvKWS0qj-B2GEzJdP1bJ-EJVmBM0xpyxHFLgSvtrv2xlcLbClU_psgV6afJgSgv3CW9IYccuX53rZgyOlmuClxrxqQtDBwUMxq_mSwY-O/s1600/people_are_not_perfect.jpg