“Don banguuun!” kata Andi.
“Iya bangunlah kau!” Kata Ronal ikut-ikutan.
“Lela Don, Lela!” Kata mereka kompak.
“Cie.. cie.. kompak,, pacaran aja kalian berdua!” Kata
gue bercanda.
“Etdah, lagi seperti ini kau masih bercanda saja.”
“Iya, kenapa sama Lela?”
“Semalam dia mau diperkosa, tapi katanya ditolongin sama
pahlawan bersarung, apalah itu namanya Ndi?”
“Sarung-Man.”
“Iya, itu Sarung-Man.”
“Terus?” Jawab gue dengan masih tenang.
“Lha, lo santai banget sih Don. Kan lo suka sama Lela.
Kenapa gak nanyain kabarnya gitu ke, apa ke. Siapa tau nanti dia bisa suka ama
lo.” Kata Andi.
“Iye dah, gue BBM dia sekarang.”
Gue coba buka hape gue. Tapi ternyata ada beberapa BBM.
Salah satunya dari Lela. Gue coba buka BBM dari Lela terlebih dahulu.
“Don, semalem aku mau diperkosa. Tapi untungnya ada
pahlawan yang keren banget nolongin aku. Aku jadi penasaran siapa pahlawan itu.
Andai aja aku tau.”
“Itu gue La. Itu gue. Orang yang sayang sama lo!” Kata
gue dalem hati. Tapi gue gak bisa kasih tau kalo itu gue. Belum saatnya.
Mungkin suatu saat nanti.
“Waduh, tapi kamu ngak apa-apa kan?” Bales gue.
“Aku gak apa-apa kok :)”
“Syukurlah, kamu udah makan?”
“Udah kok, kamu?”
“Belum, aku baru bangun soalnya, hehehe.”
“Makan sana.”
“Iya :)”
Seperti biasa gue sering BBMan sama dia. Saling
nyemangatin. Hingga suatu hari dia statusnya galau. Gue coba nggak ngehubungin
dia dulu selama beberapa hari. Bukannya gue mau menjauh. Tapi gue hanya ingin
dia tenang. Andai aja dia sama gue. Pasti gue akan berusaha untuk bahagiain
dia. Gue nggak mau ngeliat dia sedih. Tapi lagi-lagi ini hanya khayalan gue.
Jujur hati gue sakit, ketika dia membuat status untuk pacarnya itu. Tapi apa
daya, gue bukan siapa-siapa dia. Gue hanya seorang secret admirer.
Seminggu kemudian, saat pelajaran Qur’an Hadist.
“Anak-anak sekarang kita kedatangan murid pindahan dari
Bandung.” Kata Bu Nina, guru gue.
“Don, lihat. Cantik banget.” Kata Ronal.
“Ah, bukannya semua cewe lo bilang cantik Nal!” Jawab gue
sambil tetep baca buku, tanpa peduli sama murid pindahan itu.
“Tapi ini beda Don. Ini beda dari santri-santri di sini.
Gue suka Don. Andai aja dia mau sama gue!” Jawab Ronal ngarep.
“Mimpi!!” Jawab gue ngeyel.
“Rachel, coba perkenalan!” Kata Bu Nina.
“Iya bu. Temen-temen perkenalkan nama saya Rachel, dari
SMAN 2 Bandung.”
“Sudah punya pacar belum Hel?” Tiba-tiba Ronal nyeletuk
dan dibarengi dengan sorakan anak-anak.
“Kamu dulu SMPnya di mana Hel?” Kata Aisyah, salah satu
temen sekelas gue.
“SMPN 43 Jakarta.” Jawabnya.
“Rachel, SMPN 43 Jakarta. Jangan-jangan?” Kata gue,
sambil ngelirik ke anak pindahan itu.
“Rachel..” Teriak gue kaget.
“Eh Doni, sekolah di sini juga toh!” Jawab Rachel, dan
anak-anak memandang aneh ke arah kami berdua.
“Kau, sudah kenal Don? Siapa dia? Mantan kamu?” Tanya
Ronal kepo.
“Pertanyaan lo kebanyakan Nal. Rachel itu sahabat gue,
cuma kemarin gue lost kontak sama dia.”
“Oh begitu.”
“Rachel, silahkan duduk di meja sebelah Doni. lagi pula
kamu kan sudah kenal sama dia.” Kata Bu Nina.
“Iya Bu, terima kasih.”
“Don kenalin gue sama dia. please..” Kata Ronal yang
kayanya udah bener-bener jatuh cinta sama Rachel.
“Iye..”
“Anak-anak, ayo kita lanjutkan pelajarannya.”
Pelajaran telah usai, akhirnya gue temu kangen sahabat
gue. minta kontaknya. dan sekalian kenalin sobat gue Ronal.
“Hel, nih kenalin temen gue, Ronal.” Kata gue ke Rachel.
“Ronal.”
“Rachel.”
“Ciee Ronal, kayanya suka sama lo tuh Hel.” Ejek gue.
Setelah itu gue mulai sering curhat lagi sama Rachel. Gue
juga sering curhat tentang Lela. Gue cerita kalo gue ini Sarung-Man. dan Ronal
jadi sering modusin Rachel. Hingga mereka berdua pacaran.
“Don, kok kau tak suka dengan Rachel sih? Dia kan
cantik?” Tanya Ronal tiba-tiba.
“Nal, dengerin gue ya. Gue itu cari cewe bukan masalah
cantik, tapi yang sreg. Kalo gue udah sreg gue itu susah buat lupa. Sama kaya
perasaan gue sama Lela.” Jawab gue.
“Iya, tapi kan Lela udah punya pacar Don.” Jelas Ronal.
“Iya sih. Tapi gue udah terlanjur sayang sama Lela Nal.
Gue cinta dia Nal!”
“Okelah kalo begitu.”
Hape gue bunyi. Gue sangka BBM dari Lela. Tapi ternyata
dari Rachel.
“Don, minggu depan ada film Raditya Dika yang baru!” Kata
Rachel. Kita berdua emang suka sama Raditya Dika.
“Manusia Setengah Salmon kan?”
“Iya. Tau aja lo. Nonton yuk, udah lama kita kan gak
nonton bareng lagi.”
“Okelah.”
Tapi gue berfikir, gue pengen nonton itu sama Lela. Andai
aja dia mau. Tapi gimana, gue sama Lela udah gak BBMan beberapa hari ini. Gue
mau dia tenang dulu. Padahal hati gue kangen banget sama Lela. Minggu ini gue
mau nonton sama kakak gue. Akhirnya tiketnya gue foto, dan buat Display Picture
di BBM. Banyak temen-temen di BBM gue yang komentar. Kaya filmnya gimana sih.
Dan laennya. Dan Rachel pun BBM gue.
“Nonton sama siapa lo?”
“Sama kakak gue. Eh Hel, cewe di samping gue wanginya
kaya Lela.”
“Ah lo, move on dong.”
Tapi tiba-tiba BBM yang gue tunggu-tunggu itu ada. Iya
itu BBM dari Lela.
“Ih, nonton gak ngajak-ngajak!” Kata Lela. Menurut gue
ini kesempetan buat gue ngajak dia.
“Minggu besok yuk?” Jawab gue semangat.
“Nonton apa?”
“Manusia Setengah Salmon.”
“Filmnya Raditya Dika ya?”
“Iya.”
“Gimana nanti ya.”
“Oke deh.”
Akhirnya penyemangat gue kembali. Bidadari Cantik yang
sering hadir dalam mimpi gue. Orang yang paling gue sayang. Kita jadi sering
BBMan kembali. Saling kasih semangat. Dan kayanya dia udah tau kalo gue suka
sama dia.
“Semangat ya belajarnya!” Kata Lela.
“Iya, kalo kamu yang kasih semangat, aku pasti semangat
kok!” Jawab gue.
“Huwwh maunya.” Jawab dia.
“Jadi pengen ketemu Bidadari Cantik deh!”
“Siapa?”
“Kamulah, siapa lagi!”
“Aku?”
“Iya.”
“Masa sih?”
“Iyalah, yaudahlah aku mau belajar.”
“Iya.”
Keesokan harinya, gue coba buat lagu judulnya Bidadari
Cantik buat dia. Tapi hanya jadi reffnya doang.
Kau
bidadari cantikku
Janganlah
kau bersedih
Karna ku
ada di sini
Selalu
ada untukmu
Kau
bidadari yang lucu
Janganlah
kau bersedih
Lewati
hari-harimu
Dengan
senyum indahmu
Dengan
senyum indahmu
Dengan
senyum indahmu
Setelah selesai, gue coba Tanya dulu sama Rachel. Gue
kirim lagunya ke BBMnya
“Hel, gimana lagunya?”
“Bagus Don, udah kirim ke Lela.”
“Iya, udah nih.”
“Terus kata dia gimana?”
“Gak di bales Hel :(“
Hari minggu yang gue tunggu-tunggu pun datang. Gue coba
BBM Lela.
“Aku tunggu kabar selanjutnya ya :)”
“Aku mau pergi!”
“Yah, abis dari sana deh!” Tapi ternyata BBM gue cuma di
Read nggak dibales.
“Hel, gue galau” Kata gue ke Rachel.
“Kenapa, Lela lagi.”
“Iya. BBM gue kaga dibales.”
“Yaudah lo tidur aja dulu, kan abis begadang tuh. Siapa
tau pas lo bangun ada BBM dari dia, dan bilang, Don, ayo kita nonton!”
“Dia kan selama BBMan sama gue gak pernah panggil nama!”
“Yaelah, tinggal diapus doang geh Don nya. Bukannya
aminin kek!”
“Iya amiin!”
“Udah tidur lo.”
“Gak mau.”
“Terus lo maunya apa?”
“Gue maunya DIA!”
“Yaudah kalo dia gak mau, tar gue yang temenin lo nonton
deh.”
“Yaudah deh.”
“Jam berapa?”
“Gak tau deh!”
“Huh gantung!”
“Yaudah siang aja deh!” Jawab gue. Dan gue masih
berharap, siapa tau Lela jadi mau nonton sama gue.
“Oke.”
Tapi
gue masih Badmood gara-gara bbm gue gak dibales. Gue coba dengerin lagu di hape
gue. Gue nemu lagu Last Child yang judulnya Tak Pernah Ternilai. Yang menurut
gue cocok sama gue sekarang. Yang liriknya begini.
Kau menyiksaku di
sini
Dalam rasa bersalah
yang kini
Membunuhku secara
perlahan
Kau selalu menghindar
dari
Aku yang selalu
mencoba ungkapkan semua
Lewat tatap mata ini
Ternyata maafmu tak
pernah pantas untukku
Kau anggap aku tak
ada
Dan kau tak pernah
mengenal diriku
Setidaknya diriku
pernah berjuang
Meski tak pernah
ternilai di matamu
Setidaknya ku pernah
menanti
Terkapar melawan sepi
hatiku
Yang tak pernah bisa
berhenti mencintaimu
Kau menghukum hati
ini
hati yang dulu kau
yakini
Takkan pernah
kecewakanmu
Kau memutuskan tuk
pergi
Sebelum ku sempat
memohon
Dan mengemis agar kau
tetap di sini
Ternyata sedalam itu
kau benci diriku
Kau anggap ku tak
terlihat
Meski ku tepat di
depan matamu
Setidaknya diriku
pernah berjuang
Meski tak pernah
ternilai di matamu
Setidaknya ku pernah
menanti
Terkapar melawan sepi
hatiku
Yang tak pernah bisa
berhenti mencintaimu
Setidaknya diriku
pernah berjuang
Meski tak pernah
ternilai di matamu
Setidaknya ku pernah
menanti
Terkapar melawan sepi
hatiku
Yang tak pernah bisa
berhenti
Setidaknya diriku
pernah berjuang
Meski tak pernah
ternilai di matamu
Setidaknya ku pernah
menanti
Terkapar melawan sepi
hatiku
Yang tak pernah bisa
berhenti mencintaimu
Gue puter ulang lagu itu sampe berpuluh-puluh kali. Tapi
setelah itu lagunya ganti menjadi “seluruh nafas ini”nya Last Child. Dan gue
mulai berfikir. “Iyaya, kalo dia emang tulang rusuk gue. Pasti dia bakalan
kembali ke gue.” Setelah gue rasa tenang. Gue coba BBM dia lagi.
“Kalo emang nggak mau, aku nggak apa-apa kok :)” setelah
beberapa lama, akhirnya dibales.
“Sorry ya abis mandi. Maennya kapan-kapan aja yak :) ”
“Iya nggak apa-apa kok, aku tunggu saat itu :)” Dan
lagi-lagi BBM gue hanya di Read.
Akhirnya, gue berangkat sama Rachel. Tapi ternyata Rachel
ada problem sama Ronal. Karena saat diajak Ronal nonton berdua dia gak mau.
Tapi saat sama gue dia mau.
“Berarti, lu berantem sama Ronal gara-gara gue Hel.”
“Ya, enggak jugalah.”
“Ah, gue jadi gak enak sama Ronal.”
Gue nonton sama Rachel mulai nonton. Tapi ditengah-tengah
film. Rachel nunjukin hapenya.
“Don, Lela BBM gue!”
“BBM apa?”
“Nanti aja deh, nanti nontonnya gak focus.”
“Yaudah deh.”
Gue lanjutin nonton sambil ngilangin kegalauan gue.
Dengan ketawa-ketawa ngakak ngeliat filmnya Radit. Setelah selesai gue Tanya
tentang BBM Lela tadi.
“Tadi Lela BBM apa?”
“Tuh katanya nggak ngajak-ngajak nontonnya.”
“Alah, tadi di ajak kaga mau. Eh makan dulu yuk Hel,
laper gue.”
“Yaudah ayo!”
Gue dan Rachel nyari makanan. Makanan udah ada. Rachel
masih sibuk sama hapenya.
“Eh Lela nanya gue nonton sama siapa nih, gue jawab sama
temen aja ya.”
“Yaudah terserah lo deh!”
“Eh, liat PMnya Ronal deh, ada Lelanya!” Kata Rachel
sambil matanya mau nangis.
“Hah, mana?” Kata gue kaget.
“Iya, katanya Ronal, Lela pernah bilang suka sama dia!”
Tiba-tiba air mata gue minta keluar. Tapi gue coba buat menahannya. Rasa gue
campur aduk. Gue mulai kacau. Fikiran gue mulai gak bias mikir normal. Dan pernyataan
itu dipertegas dengan foto-foto yang ada di hepe gue, Lela dan Ronal sering
banget foto berdekatan. Cobaan apalagi
ini ya allah.
“Gue jadi gak nafsu makan Don!”
“Sama gue juga Hel.” Tapi gue tetep coba ngabisin makanan
gue, walaupun emang gak nafsu.
Gue mulai bingung. Apa yang terjadi? Apa ini hanya mimpi?
Gue gak kuat hadapi semua ini. Lalu apa maksud perhatian dia ke gue selama ini.
Apa itu hanya sebuah harapan palsu? Jujur gue sangat sayang sama dia. Gue gak bisa
tanpa dia. Tapi ini kenyataannya. Gue harus terima. Ingin rasanya gue bilang ke
dia. Kalo gue ini beneran sayang sama dia. Gue beneran cinta. Tapi untuk apa
gue bilang semua itu.
“Hel, kayanya Sarung yang kasih gue kekuatan buat menjadi
Sarung-Man, gue buang aja ya? Buat apa lagi, Lela gak mungkin bisa ngerasain
apa yang gue rasain ke dia.”
“Jangan Don, mungkin Allah kasih kekuatan itu bukan cuma
buat nolongin Lela doang. Tapi banyak orang lain yang perlu pertolongan lo Don.
“Iya Hel. Makasih ya udah jadi sahabat gue yang baik!”
“Iya”
TO
BE CONTINUED…
3 comments:
Mending Doni sama Rahel aja....
Gak bisa, mereka kan sahabatan...
ini santri-santri enak amat bisa ke bioskop ya, bukannya pada ngaji heheu
Post a Comment
Komentar Bisa kaleee....!!!!