Home » » Cerpen: Cinta Terlarang

Cerpen: Cinta Terlarang


Ini kisah gue dengan cinta. Eh ini bukan tentang Cinta di film AADC lho. Nama gue Rangga, nama panggilan gue Tyo. Lho kok Tyo? Iya nama panjang gue adalah Rangga Setyo. Kenapa gue pilih Tyo bukan Rangga. Karena nanti cerita ini jadi gini. Oh iya coba tambah backsound biar lebih dramatis. Gue di sini pake backsound Ayat-Ayat Cinta. Lho kok lagu itu? Iya soalnya gue cuma punya lagu itu,hehehe..
Gue : Rika, ini sudah terlalu.
Eh maaf-maaf salah cerita. Ini gara-gara nyokap gue abis nonton film Rhoma Irama. Oke langsung aja ceritanya.
Gue : Cinta, maaf aku harus pergi.
Cinta : Rangga. Jangan tinggalkan aku di sini.
Gue : Kenapa Cinta?
Cinta : Di sini hujan, becek, nggak ada ojek Rangga.
Gue : Lho lo siapa?
Cinta : Aku Cinta Laura.
Eh ini cerita apa sih. Udah ah lanjutin cerita gue lagi. Gue udah lama jomblo. Tapi banyak kejadian yang memojokan jomblo. Seperti Jakarta banjir karena banyaknya Jomblo yang minta hujan di malam minggu. Itu nggak coy. Nggak salah lagi maksud gue,hehehe. Oke, gue mau klarifikasi, awalnya kaum kita (jomblo) nggak pernah minta hujan di malam minggu. Awalnya kita cuma minta malam minggu ditiadakan. Doa kita memang dikabulkan, malam minggu tidak ada, tapi sebagai gantinya diganti menjadi sabtu malam. Ya sama aja. Karena kita frustasi kita minta hujan aja deh, hihihihi.
Katanya jomblo itu jauh dari maksiat. Itu bohong banget. Jangankan maksiat, paksiatpun deket sama gue. Eh bukan deket juga sih. Emang guenya aja yang ngedeketin mereka, biar gue bayar kos agak telat nggak diomelin. Lagian anak mereka, Deksiat itu cantik banget. Kalo boleh gue pacarin dah. Tapi sayang anaknya masih umur 3 tahun. Emang gue syeh *sensor* apa? Tapi kalo dia seumuran gue juga, belum tentu mau sama gue.
Halah gue kok dari tadi cerita nggak jelas terus ya. Okelah mulai cerita dari awal aja. Masalah Pak Siat dan Mak Siat dikebelakangkan dulu. Soalnya gue mau cerita dari gue SMA. Gue SMA di SMAN 78 Jakarta (nama sekolah disamarkan). Gue punya sahabat dari TK namanya Roni.
“Yo, kok udah ampir dua tahun kita sekolah di sini tapi lo masih belum punya cewe juga?” Tanya Roni bingung sambil megang-megang kepala sok mikir.
“Sebenernya gue udah ngincer si Dinda Ron dari kelas satu.” Jawab gue sambil ngebayangin senyuman Dinda.
“Dinda yang anak guru Sejarah killer itu Yo?” Tanya Roni Kaget. “Gila lo Yo, mau cari mati lo?” Lanjutnya.
“Bukan, ituloh yang anak IPA.” Jawab gue menyangkal. “Sotoy lo mah Ron.” Kata gue lagi sambil noyor kepalanya.
“Lha kan gue nggak tau Yo, lo juga nggak pernah cerita. Eh tapi kayanya kemaren dia udah jadian sama Budi anak basket itu deh.” Kata Roni yang bikin gue patah hati.
“Ah masa Ron?” Jawab gue dengan nada lesu.
“Eh tapi lo jangan sedih dulu, gue punya ide.” Kata Roni yang bikin hati gue agak baikkan.
“Gimana Ron? Bikin mereka putus gitu?” Tanya gue penasaran.
“Iya.” Jawabnya singkat.
“Tapi gimana caranya Ron?” Tanya gue makin penasaran.
“Lo pura-pura pernah jadian sama Budi, hahahahahaha” Jawab Roni sambil ketawa ngakak.
“Iya mereka putus, tapi gue juga bakal dijauhin sama cewek-cewek dan dideketin sama cowo-cowo homo. Dasar kampret, temen lagi sedih, malah dikerjain.” 
“Lha lo bukannya suka sama cowo Yo.” Kata Roni tambah bikin kesel.
“Itukan dulu.”
“Sekarang?”
“Tetep.”
“Hahahahahahahahaha…” Gue dan Roni ketawa ngakak, sampe-sampe orang-orang ngeliatin kita.
“Eh tapi bener Yo, lo pernah suka cowo?” Tanya Roni masih ngomong nggak jelas.
“Ya kagalah, emang kalo gue suka sama cowo lo mau jadi pacar gue?” Jawab gue nggak kalah stress.
“Ogah, geli gue Yo sama lo.” Jawab Roni.
“Lagi sih lo yang mulai. Nggaklah gue dari dulu suka sama cewe.”
Oh iya, gue lupa ceritain sahabat gue ini. Roni ini asli Bandung. Dia orangnya rada-rada ngeselin. Muka ganteng, putih tapi kuntet alias nggak tinggi ini aslinya banyak yang suka, tapi dia orangnya terlalu memilih. Dia bilangnya sih mau nemenin gue ngejomblo. Awalnya gue percaya aja. Tapi ternyata kemaren dia sempet jadian sama adik kelas. Tapi baru dua hari pacaran dia udah putus, katanya sih terlalu cantik. Lha kenapa nggak dikasih ke gue aja Ron. Eh tunggu dulu, emang dia mau gitu sama gue.
Gue ini orangnya nggak jelek, tapi nggak ganteng juga sih. Tapi yang bikin gue susah punya pacar karena gue nggak berani bilang kalo gue suka sama cewe yang gue suka. Gue lebih sering jadi Secret Admirer, jatuh cinta diam-diam, jadi pemuja rahasia dan nggak jarang cewek yang gue suka udah diembat orang duluan. Malah ada cewek yang gue suka, dia bilang kalo dia suka juga sama gue. Cuma dia bilangnya setelah dia udah jadian sama cowok laen. Sakitnya itu di sini (sambil ngelus-ngelus dada). Mungkin guenya aja terlalu takut dan terlalu lama buat ngomong. Hmm tapi sudahlah mungkin ini udah takdir gue.
Setelah beberapa bulan gue ngelupain Dinda. Akhirnya ada murid baru di kelas gue. Namanya Cinta. Gue tetep diem. Gue memendam perasaan gue sendiri sama cinta. Gue nggak cerita juga sama Roni. Karena Roni kan orangnya agak ngeselin. Bisa-bisa gue diceng-cengin sama dia. Yang ada bukannya jadian. Malah-malah gue jadi jauh sama Cinta.
Cinta ini orangnya cantik, putih, berjilbab. Tingginya kira-kira 153cm, sekitar sebahu guelah. Dia tipe cewe gue banget. Setiap hari gue selalu mencuri-curi pandang ke Cinta. Senyumannya itu loh, manis banget. Dia duduk di depan meja guru, di depan pojok kanan. Sedangkan gue duduk di barisan kedua dari kanan kursi ketiga. Jadi nggak sulit buat gue curi-curi pandang.
Setiap istirahat Cinta selalu pergi ke kantin untuk makan mie ayam favoritnya sambil ngobrol-ngobrol bareng teman-temannya. Dan gue, gue juga sering ke kantin, gue sering duduk dibangku pojokan, di tengah, pokoknya di mana tempat yang pas buat memantau gadis pujaan gue, di sana gue duduk. Emang tersiksa juga sih jadi secret admirer. Tapi kali ini gue bertekad buat berani ngomong sama Cinta kalo gue itu suka sama dia. Kapan? Entahlah! Gue butuh waktu buat ngumpulin keberanian itu.
Lima bulan berlalu, gue masih sering memperhatikan dia seperti itu. Tapi sabtu ini, sepulang sekolah, gue bakal memberanikan diri untuk bilang ke Cinta tentang perasaan gue selama ini.
Gue nggak konsen belajar. Gue ngeliat-liat jam tangan terus, waktu semakin cepat berlalu. Gue terus merangkai kata buat nyatain cinta ke Cinta. Dari “Cinta kamu mau nggak jadi pacar aku?” sampe “Cinta, ukuran sepatu mamahnya adiknya kakak adiknya mamah kamu berapa?”
Gue mulai stress, gue nggak bisa ngerangkai kata-kata yang pas. Tapi tiba-tiba, “teeetttt” bel tanda akhir pelajaran selesai. Temen-temen gue sudah keluar semua. Tinggal gue, Roni dan Cinta yang masih sibuk merapikan tas sekolah.
“Yo, gue duluan ya, haus gue, mau ke kantin dulu. Tar gue pulang agak sorean ya, mau ekskul dulu. Lo pulang duluan aja.” Kata Roni sambil nepuk pundak gue.
“Iya Ron.” Kata gue singkat. “Eh sejak kapan lo ikut ekskul Ron?” Kata gue mulai sadar, karena Roni nggak pernah ikut ekskul.
“Ya sejak sekarang.” Kata Roni sambil cengar-cengir bohong.
“Ah lo mau ngeceng kan, janjian sama cewe kan lo?” Kata gue curiga.
“Hahahaha tau aja lo Yo, yaudah gue duluan ya?” Kata Roni sambil langsung say good bye.
Oh iya gue hampir lupa, gue kan mau ngomong sama Cinta tentang perasaan gue kepada wanita pujaan gue. Cinta. Cinta sudah mulai berdiri mau meninggalkan kelas. Gue langsung bergegas.
“Cintaaaa….!!!” Teriak gue.
“Iya, ada apa Yo?” Jawabnya dengan senyum yang agak dipaksakan karena terlalu lelah.
“Hmm..” Kata gue gugup.
“Kenapa Yo, ngomong aja.” Jawabnya.
“Hmm aku pengen ngomong sesuatu, tapi kamu jangan marah ya?” Kata gue gugup.
Cinta mengerutkan dahinya, “Kenapa, jangan-jangan kamu yang nyuri jemuran aku kemarin siang ya?”
“Eh bukan-bukan!”
“Terus!!”
“Hmm..” Hanya itu yang keluar dari mulut gue.
“Kenapa sih Yo, udah ngomong aja, aku buru-buru nih ada janji.” Jawab Cinta agak kesel, sambil melihat jam tangannya terus.
“Aku suka sama kamu!” Kata gue sambil mengeluarkan nafas lega.
“Hah, kenapa Yo?” Jawab Cinta kaget.
“Kenapa apanya?” Kata gue agak bingung dengan pertanyaan Cinta.
“Kenapa kamu baru bilang sekarang, disaat aku nggak sendiri? Jujur aku juga suka kamu, tapi sekarang aku sudah ada yang memiliki Yo. Kenapa nggak dari dulu? Kenapa Yo? Padal aku sudah lama nunggu kamu, tapi kamu nggak pernah bilang!” Terang Cinta dengan perasaannya.
“Maafin aku Cin, aku nggak berani bilang.”
“Aku kira kamu nggak pernah suka sama aku, seminggu yang lalu, ada orang yang nyatain perasaannya ke aku, awalnya aku mau nolak, tapi aku pikir lagi. Kenapa aku harus nunggu orang yang nggak pasti suka juga sama aku. Jujur aku selama ini udah nunggu kamu, dan udah sekitar delapan orang yang nyatain perasaannya ke aku, tapi semua aku tolak. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi, akhirnya aku berkomitmen, kalo ada orang yang bilang suka ke aku, aku bakal terima dia apa adanya. Tapi aku masih berharap itu kamu Yo. Tapi semuanya sudah terjadi. Sekarang aku sudah tidak akan bisa bersama kamu lagi.” Jelas Cinta.
“Tapi siapa orang beruntung yang bisa miliki kamu Cin?” Tanya gue penasaran bercampur sedih.
“Roni.” Jawab Cinta singkat, dan langsung pergi ninggalin gue sendiri.
“Roni?” Tanya gue dalem hati. “Sahabat gue yang sudah memiliki wanita pujaan gue? Semua emang salah gue yang nggak pernah cerita tentang perasaan gue ke Cinta.” Gue hanya tertunduk lesu. Seolah nggak percaya akan semua yang terjadi.
Hari-hari berjalan seperti biasa. Hingga akhirnya Roni bilang kalau dia sudah pacaran dengan Cinta. Gue pura-pura nggak tau tentang semua itu, gue hanya tersenyum dan memberikan selamat kepada sahabat gue dan Cinta. Cinta pun seolah tidak terjadi apa-apa, dia hanya tersenyum. Jujur hati gue sakit banget lihat sahabat gue pacaran sama wanita yang selama ini gue cintai. Dan gue nggak akan pernah cerita ke Roni tentang perasaan gue kepada Cinta. Karena gue nggak mau hancurin hubungan mereka.
Beberapa bulan berlalu, hingga akhirnya kita lulus sekolah. Roni mendapat beasiswa di Universitas Gajah Mada. Sedangkan gue dan Cinta kuliah di Universitas Swasta di Jakarta, gue dan Cinta mengambil jurusan Sastra Indonesia. Dan kita juga sekelas. Roni tau itu, hingga Roni menitipkan Cinta ke gue. Andaikan Roni tau tentang perasaan gue. Pasti semua nggak akan seperti ini.
Beberapa bulan berlalu, gue menjadi lebih dekat dengan Cinta. Sering pulang bareng, ngerjain tugas bareng, hingga pernah nonton cuma berdua. Roni nggak pernah curiga sama gue. Gue mulai merasa bersalah. Kedekatan gue dan Cinta gue rasa nggak wajar. Gue sering bilang kangen sama dia, padahal gue hampir tiap hari ketemu. Gue sering pegang tangannya. Gue tau semuanya itu salah. Tapi rasa yang ada dihati gue terus berontak. Gue sayang dia. Gue nggak mau jauh dari dia. Memang semua harapan gue akan sirna. Karna dia akan kembali bersama Roni dikemudian hari.
Disuatu malam gue merenungi semuanya, gue ambil hape gue, gue coba BBM Cinta.
“Cinta” Pesan singkat dari gue.
“Iya Ron, ada apa?” Jawab Cinta.
“Aku sayang kamu (” Bales gue.
“Kenapa?” Jawabnya.
“Sampai kapan ya kita bisa deket kaya gini?”
“Kenapa?”
“Suatu saat kan kamu bakal sama Roni.”
“Itu kan nanti, bukan sekarang kan?”
“Iya sih.”
“Yaudah jangan dipikirain yang nanti itu.”
Hmm gue galau, gue sayang banget sama dia, tapi gue nggak akan selamanya akan dekat dengan dia. Gue putar lagu-lagu di hape gue untuk menghilangkan sedikit rasa galau gue. Hingga giliran lagu “Cinta Terlarang”nya The Virgin yang berputar. Gue terlarut dalam lagu itu.
“Kau kan slalu tersimpan dihatiku, meski ragamu tak dapat ku miliki” Iya, Cinta pasti akan selalu ada dihati gue, walaupun dia nggak akan bisa gue miliki.
“Jiwaku kan slalu bersamamu, meski kau tercipta bukan untukku” Meski dia bukan diciptakan untuk gue, tapi rasa ini akan selalu bersama dia.
“Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi, hanya untuk bersamanya” Andaikan gue bisa kembali ke masa lalu, pasti gue akan langsung nyatakan itu, sebelum dia dimiliki orang lain. Tapi semua itu hanya harapan yang tak akan tercapai.
“Ku mencintainya, sungguh mencintainya” Gue memang cinta dia. Tapi apalah yang bisa gue lakuin.
“Rasa ini sungguh tak wajar, namun ku ingin tetap bersama dia, untuk selamanya” perasaan gue ini memang salah, tapi gue nggak pernah bisa jauh dari dia.
Mungkin semuanya harus seperti lirik lagu Nidji.
Yakinkan aku tuhan dia bukan milikku
Biarkan waktu, waktu hapus aku.
Mungkin biarlah waktu yang menghapus gue dari kehidupannya. Entahlah, semua akan terjadi sampai kapan. Mungkin gue akan menghapus perasaan gue sampai akhir nafas gue.
Share this article :

1 comment:

DOMINO206.COM said...

http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/06/nah-ini-tips-domino206-5-posisi-seks.html

http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/06/alami-ejakulasi-dini-gak-perlu-obat.html

http://detik206.blogspot.com/2017/06/nah-ini-tips-domino206-5-posisi-seks.html

http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/06/heboh-pemilik-bus-jangan-larang-bus.html


HALLO TEMAN-TEMAN DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !

SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN TEMAN-TEMAN^_^

UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683

Post a Comment

Komentar Bisa kaleee....!!!!

 
Support : Creating Website | ulwannn Template | Mas Template
Copyright © 2014. Sebuah Kisah Mahasiswa Galau - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger